Marine Is Not 'After The'

Berhubung saya orang Jawa yang tinggal di pulau Jawa dengan wajah Jawa dan tidak ada hubungan apapun dengan Jawaharwal Nehru, tentulah saya lebih menggunakan bahasa Jawa sehari-hari, termasuk dengan teman.

Dan ada kejadian menggelitik yang berkaitan dengan nama saya dan bahasa Jawa yang selalu saya ingat:


Saat itu ada salah seorang temen sms
“Dis, sido ngeband a?”
“Oyi tah, jam piro enake?”
“Sek, aku nek awan gaiso… yo’opo nek ngenteni marine ashar ae?”
“Lho aku ora solat, he.”
“La terus kenopo?”
“Lho, jare ngenteni aku solat ashar?!”
“????”


Translate:
“Dis, jadi latian band?” “Iya dong, jam berapa enaknya?” “Sebentar, kalo aku siang gini gak bisa, gimana kalo nunggu Marine ashar?” “Lho, tapi aku gak solat, he.” “Lho la terus emang kenapa?” “Loh, katanya nunggu aku solat ashar?” “????”

Dan beberapa saat setelah itu saya baru sadar bahwa Marine yang di-maksud teman saya adalah: setelahnya (mari-ne) dalam bahasa Jawa. Bukan menyebut nama saya.

Jadi kalau ditranslate itu kayak gini:

“Dis, jadi latian band?”
“Iya dong, jam berapa enaknya?”
“Sebentar, kalo aku siang gini gak bisa, gimana kalo nunggu setelahnya ashar?”
“Loh tapi aku gak solat, he.”
“Loh la terus emang kenapa?”
“Loh, katanya nunggu aku solat ashar?”
“????”


Bisa dibayangkan betapa koplaknya saya saat itu jika sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia -,-

3 komentar:

  1. butuh waktu 2 menitan buat mengerti Marine -__- tak pikir yo Setelahnya, kwkwwkkw lol

    BalasHapus
  2. kocak -______- hahahaha, kamu seh dis, kepedean sama namamu dewe :p

    BalasHapus
  3. Haha, I know, sungguh sesuatu yang menyebalkan berhubungan dengan 'kepedean' -____- Sekali lagi jangan pernah pede buat sesuatu yang gak penting, terima kasih -_______-

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung. Sila untuk bertandang kembali bilamana saya membalas :)