Dies Natalis 33 Tahun Psikologi

Hari Minggu kemarin (14 Februari) ada perayaan di fakultas saya. Disclaimer: Nggak kok, saya nggak akan bilang kontroversi kehalalan Valentine karena itu tugasnya MUI dan orang-orang terpelajar lainnya.
Tapi yang jelas perayaan Dies Natalis fakultas merupakan salah satu momen yang lebih manis daripada cokelat diskon yang dibeli di waralaba terdekat. Bukan hanya mendekatkan dosen dan mahasiswa serta doorprize yang ditunggu seluruh umat, tapi bahwa acara non-formal seperti ini rupanya membuka kedok sifat menyenangkan dosen-dosen yang setiap hari berhadapan dengan muka garang di depan kelas.


Tema yang diusung pada usia fakultas ke-33 tahun ini adalah Psikologi Untuk Kemanusiaan, dengan harapan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga mampu mengabdikan karya-karyanya untuk memperbaiki kemanusiaan. Dies natalis juga merupakan momen untuk merayakan pencapaian karya psikologi untuk masyarakat dengan harapan ke depannya psikologi tidak berhenti untuk menelurkan bentuk-bentuk pengabdian masyarakat yang lain. (Sitasi goes to MC hihi)

Acara yang bertemakan Keluarga Psikologi dalam Harmoni ini diikuti oleh seluruh keluarga besar psikologi. Pastinya Anda bertanya-tanya "Eh emang kamu dosen yha kok bisa ikutan ginian" dan mengacu pada tema acara ini keluarga besar meliputi dosen dan karyawan, mahasiswa yang diwakili oleh badan eksekutif maupun legislatif mahasiswa, alumni, dan unit magang. Saya hadir bersama teman-teman dari Pusat Krisis dan Pengembangan Komunitas (PKPK) yang merupakan salah satu unit magang di psikologi. Saya terharu akhirnya seseorang mengundang saya untuk ulang tahunnya, meskipun "seseorang" itu berupa institusi.


Duo MC heboh: Ibu Herdina dan Ibu Margaretha. Beliau-beliau memang asyik baik di dalam maupun luar kelas!
Bu Nurul selaku dekan fakultas memberikan sambutan
Acara diadakan di belakang Perpustakaan Universitas Airlangga dan dimulai dengan sambutan Dekan Fakultas Psikologi Ibu Nurul serta Dekan Senior (mohon maaf saya kurang dengar menjabat pada tahun berapa) Ibu Marlina yang turut menyumbang cerita awal mula berdirinya jurusan psikologi di Universitas Airlangga. Diselingi oleh keceriaan senda gurau (ala dosen, tentu saja) doa pun selanjutnya dibacakan oleh Bapak Ilham lalu kemudian MC membawa kami menuju depan gedung fakultas untuk pelepasan balon seremonial.

Lucunya, karena beberapa dosen membawa putra-putrinya turut serta, mereka segera berebut ketika balon dibawa oleh salah satu panitia. Ketika MC memberi peringatan "Bapak dan Ibu mohon balonnya jangan diberikan ke putra-putrinya" mereka langsung merengek dan memasang wajah sedih. Namun keceriaan mereka merekah ketika diajak berfoto bersama dengan balon-balon tersebut.






Usai hype dengan balon yang banyak, kami melanjutkan dengan senam pagi dan jalan sehat keliling kampus. Pagi itu entah kenapa matahari sangat menyengat, sehingga hampir seluruh peserta langsung berkeringat deras. Kebetulan saya membawa kamera, sehingga saya merasa ada "izin" untuk tidak ikut senam. Kemudian saya bertemu dengan salah satu karyawan yang juga membawa kamera berceletuk "Kamu bawa kamera supaya gak ikut rangkaian acara kan? Saya juga kok. It works everytime." Kami pun tertawa riang sambil mengambil posisi di bawah pohon rindang.





Karena semua orang langsung berkeringat setelah jadwal diet dadakan, panitia segera menyiapkan makanan yang prasmanan dengan menu yang entah karena lapar sekali atau memang enak. Top deh untuk panitia konsumsi!
Rupanya acara belum selesai. MC diambil alih oleh Bapak Rudi, Bapak Afif, dan Bapak Aryo. Ketiganya memang pembawaannya menyenangkan sehingga cocok untuk MC acara berikutnya: games! Game yang disiapkan benar-benar mempersatukan beragam usia menjadi sebuah keluarga yang utuh: ada tebak nama warga KM; bermain dengan keluarga balap sedotan; hingga para ayah merelakan bajunya untuk dilukis oleh anak-anaknya. Keceriaan bertambah karena tiap sesi diselingi dengan pembacaan doorprizes sehingga kami semua tertawa bercampur harap-harap cemas untuk dapat. The best part is:

MAGANGERS PKPK DAPAT SEPEDA!!!

Beberapa 'pemuka' dosen dengan 'dosen junior'
MC Mahasiswa membacakan soal




The best for the last!
Akhir kata, dies natalis hanyalah sebuah ritual. Sebuah selebrasi akan pencapaian dan perjuangan yang telah berbuah manis bagi warga Psikologi Unair. Namun kesuksesan sesungguhnya masih menunggu di depan mata, menanti sublimasi aksi dari tema yang diusung dan mewujudkan potensi dari seluruh warganya. P-S-Y YES C-H-O YES PSYCHO PSYCHO YES YES GO GO PSYCHOLOGY GO

2 komentar:

Terima kasih telah berkunjung. Sila untuk bertandang kembali bilamana saya membalas :)