Power Interview: 7 Tips Jitu Saat Interview

Beberapa bulan yang lalu, saya kesal sekali. Saking kesalnya, saya menghitung 1-100 sambil mendengarkan orang di depan saya bercerita seputar kota masa kecilnya. Saya sedikit mengingat: mulai dari siapa orangtuanya, nama ayah ibunya, kemudian kegiatannya sejak SD hingga kuliah. Apa yang terjadi ketika angka 100 tercapai?

"Cerita yang bagus! Saya mengapresiasi cerita Anda.  Terima kasih sudah mendaftar, kami akan mengabari Anda dalam waktu 3 hari dari sekarang untuk kelanjutannya."
Saya mengusirnya.


Interview, ketika dua orang berkenalan. Foto dari Unsplash.

Menariknya, dia merupakan salah satu kandidat dengan nilai tertinggi di seleksi CV

Sebagai Lead Content, saya sudah meletakkan harapan cukup besar kepada kandidat ini untuk menjadi bagian dari kami. CV yang menarik serta pengalaman unik tentu menarik perhatian saya!

Sayangnya, kandidat ini gagal dalam memberikan impresi profesional dan berkualitas saat interview kandidat.

Apa yang membuat dia gagal?
  1. Kandidat ini tidak percaya diri.
  2. Kandidat ini menjawab seadanya, tanpa ada kemauan elaborasi yang impresif terhadap suatu kasus
  3. Kandidat ini menjawab kehidupan masa kecilnya bahkan nama orangtuanya ketika ditanya "Ceritakan tentang dirimu"
  4. Kandidat ini tidak bisa menjual dirinya dan menjawab "Biar Anda yang menilai kebaikan saya"
  5. Namun di sisi lain, kandidat ini justru menjawab cukup banyak di bagian "Apa kelemahan Anda?"
5 faktor besar yang membuat saya harus bersabar dengan menghitung 1-100 agar tidak mengusir dia dari kantor saya. Tentu itu membuat saya jadi si antagonis dalam cerita ini, bukan?

Namun saya mendegarkan ceritanya sampai habis (dan beberapa tambahan jawaban sebelum akhirnya saya mencapai angka 100) dan mengapresiasi kehadirannya (saya melakukan interview di siang hari yang tentunya panas). Seharusnya ada beberapa pertanyaan lagi, namun saya rasa saya sudah mendengar cukup.

Dulu saat belajar kuliah psikologi, saya sadar bahwa interview dengan pihak perusahaan lebih berpengaruh daripada psikotes maupun seleksi CV. Setelah bekerja menjadi Lead Content selama 3 tahun lebih, saya menyadari bahwa perbedaannya bisa begitu jauh.

Tanpa disadari, mungkin ANDA pernah menjadi seperti kandidat tersebut!

Well, we all are starting somewhere. Bukan hal buruk jika Anda pernah melakukan kesalahan di atas, atau bahkan kesalahan-kesalahan lain yang belum saya sebutkan.

Namun pertanyaannya: will you learn?

Bersama ilmu psikologi yang saya pelajari selama kuliah plus pengalaman saya sebagai user, saya mau membagikan 7 tips jitu interview kerja yang bisa membantu Anda untuk OWN THE SITUATION agar lebih maknyus! Paling tidak Anda bisa tampil meyakinkan dan menjual diri Anda lebih baik, tentunya!

Coba yuk berlatih berdiskusi. Foto dari Unsplash.

1. Berpikir seperti diskusi, bukan olimpiade cerdas cermat

Seperti yang sudah saya singgung sebelumnya, salah satu kesalahan terbesar kandidat saya interview adalah mereka berpikir ini seputar cerdas cermat! Ada yang jawabannya patah-patah dan terlalu kaku.

Padahal, saya mencari kandidat yang bisa diajak berdiskusi untuk membahas seputar isu-isu yang berkaitan dengan bidang pekerjaan yang akan kandidat hadapi. Begitu pula dengan pengalaman-pengalaman menarik yang bisa menjadi nilai tambah dari kandidat.

Akan tetapi, justru yang sering terjadi adalah mereka menjawab apa adanya dan menunggu saya untuk bertanya!

Inilah mengapa keluwesan Anda untuk berbicara menjadi penting, termasuk mengelaborasi atau memperpanjang jawaban Anda tanpa terkesan bertele-tele.

Apa bedanya bertele-tele dan elaboratif? Bertele-tele tidak bisa dijadikan kesimpulan, sedangkan elaboratif bisa membantu interviewer mengambil poin-poin penting dalam diskusi Anda.

2. Beri kesan bahwa kamu tertarik pada interviewer dan perusahaannya

Siapa yang tidak mau didengarkan? Tentu rasanya semua orang, ya! Ketika mereka menjadi pusat perhatian dan didengarkan, tentu menambah kepercayaan diri mereka. Begitu pula dengan para interviewer dan perusahaan yang Anda tuju.

Beri kesan bahwa Anda tertarik pada penjelasan mereka. Beri tanda-tanda non verbal seperti mengangguk, menatap mata, menggumam "O, ya, baik, benar". Mereka akan memandang bahwa Anda menyimak dan memahami penjelasan mereka.

Plus, Anda juga bisa mendapatkan informasi-informasi yang bisa membantu Anda untuk menawarkan solusi untuk perusahaan tersebut seperti di poin 5.

3. Jangan ragu untuk bertanya balik!

Selalu ada pertanyaan dari interviewer di akhir,
"Apakah ada yang ingin ditanyakan?"

Ini bukan jebakan. Tapi murni untuk memberikan kesempatan bagi Anda untuk bertanya. Namun Anda bisa memanfaatkan momen emas ini untuk menarik perhatian interviewer dengan pertanyaan berbobot, seperti "Apakah memiliki asuransi kesehatan?" "Apa goal dari marketing nanti?" "Bagaimana gaya kerja di perusahaan?" dan lain sebagainya.

Ini menunjukkan Anda memiliki visi dan fokus berkontribusi pada perusahaan.

Anda juga boleh bertanya dan menggali data untuk merumuskan solusi atau pun membantu perusahaan mengetahui ide-ide untuk mengembangkan bidang pekerjaan Anda ketika sudah bergabung dengan perusahaan tersebut.

Ceritakan dirimu dengan profesional. Foto dari Unsplash.

4. Ceritakan dirimu secara profesional

Cerita di atas adalah NYATA! Saya hanya bertanya "Ceritakan tentang kamu..." dan kandidat saya berakhir menceritakan kehidupan, nama panjang, nama orang tua, tempat tinggal, dan biodata standar lain yang tentu bisa saya baca di CV.

Anda perlu menjelaskan diri Anda secara profesional. Apa keahlian Anda? Apa pengalaman Anda sebelumnya yang sekiranya bisa bermanfaat dan berhubungan dengan profesi yang Anda ingin dapatkan? Kenapa Anda mau mendaftar di sini?

Jadi tolong, Anda tidak perlu lagi menjelaskan siapa Anda dan tempat lahir Anda.

Tawarkan solusi dengan gaya bahwa jika mereka tidak hire kamu, mereka kehilangan solusi terbaik. Foto dari Unsplash.

5. Tawarkan solusi untuk masalah yang kamu hadapi

Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya, interview adalah sebuah diskusi untuk menentukan kualitas Anda sebagai calon pegawai. Maka sudah pasti ketika Anda bergabung di dalam perusahaan, tentu mereka mau bahwa sumber daya yang direkrut memang berdampak kepada kemajuan perusahaan.

Buat mereka paham bahwa Anda pantas masuk dengan menawarkan solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. Jika Anda memiliki sertifikasi dalam menjadi teknisi, maka Anda bisa menyebutkannya kepada interviewer dan apa manfaatnya terhadap perusahaan. Jika Anda memiliki koneksi-koneksi yang penting, Anda juga bisa memberi kabar bahwa mereka bisa menghubunginya juga jika Anda tergabung.

6. Kenali kelemahan dan kelebihanmu, tapi...

Tolong, TOLONG jangan sekali-kali Anda bilang bahwa Anda tidak mengetahui kekuatan Anda. JANGAN. Ini PR Anda sebelum menghadiri suatu wawancara. Bagaimana bisa perusahaan merekrut orang yang bahkan tidak tahu kemampuannya? Tentu mereka malah rugi!

Ironisnya, Anda mungkin justru bisa lancar menyebutkan kelemahan Anda. Bukankah itu hal yang bisa dibanggakan di Indonesia, ketika kamu merendahkan dirimu? Kenyataannya, semakin kamu merendahkan dirimu, perusahaan bisa-bisa ilfil dan enggan merekrut.

Kamu bisa menyebutkan kelemahanmu secara jujur dan yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti cenderung terlambat hadir atau tidak bisa dihubungi saat weekend. Namun Anda juga perlu menyertakan solusi alternatif yang bisa membantu 'menjamin' mereka untuk memandang bahwa Anda tidak akan merugikan mereka.

Dan jangan bilang "Biarkan Anda yang menilai saya."

7. Last but not least, OWN IT!

Interviewer akan bisa melihat kandidat terbaik dari cara dia memperlakukan sesuatu. Mulai dari datang, bersalaman, berbicara dengan interviewer, dan menjawab dengan mereka. Interviewer justru senang jika kandidatnya seolah-olah menguasai keadaan dan tidak kagok tanpa menyinggung interviewer.

Ciri-ciri kandidat yang menguasai keadaan adalah tidak gagap saat bicara, jika ragu maka dia akan bilang 'Menurut saya', dan tidak kaku bahkan luwes bertanya seperti "Begitu menurut saya, bagaimana menurut Bapak/Ibu?"

You're the winner! Foto dari Unsplash.

Please, JUAL DIRIMU lebih mahal!

Interview adalah saat perusahaan melihat apakah Anda sepadan untuk direkrut atau tidak. Jangan harap perusahaan akan merekrut Anda karena kasihan atau karena mereka butuh, ya! Namun perusahaan akan merekrut Anda jika Anda memang sepadan dan justru melancarkan bisnis mereka.

Caranya? Ya melihat apakah Anda memang memiliki benefit yang dicari perusahaan melalui hasil interview yang percaya diri dan penuh dengan solusi.

Coba ikutin yuk tips di atas dan bagi pengalaman interview kamu di bawah atau di Instagram @adizmarine!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung. Sila untuk bertandang kembali bilamana saya membalas :)

Instagram