Star Shines Together

Dia adalah seseorang yang aku kagumi. Ketika ia tersenyum, segalanya berubah menjadi surga.

Aku tak menyangka ia menyapaku di tengah-tengah panggung, ketika ia sedang mengerahkan seluruh gelombang udara dalam alunan merdu yang kau sebut menyanyi. Ia menatapku, tersenyum. Aku pun tak bisa menyembunyikan keterkejutanku; aku berteriak “I LOVE YOU!”

Ia tertawa, dan berkata “I love you too!”

Seketika aku terdiam dan merenung, di antara lautan manusia yang terjangkit euforia akan band terkenal yang satu itu. Ia menyukaiku! Aku tersenyum. Ia MENCINTAIKU!

Tiga puluh menit berlalu, pertunjukan sudah berakhir dan muda-mudi yang histeris kini menghilang entah kemana; mungkin kembali ke rumah atau nongkrong di cafe seperti remaja lainnya. Tetapi aku tak berlari ke arah parkiran mengambil sepeda motorku; aku berlari menuju balik panggung.

Aku harus menemuinya, pikirku.

Ketika pintu krem yang bertuliskan ‘STAFF ONLY’ berdiri di depanku, aku menghentikan langkahku secepat para petugas melirik ke arahku.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya salah seorang di antara tiga petugas.
“Aku perlu bertemu dengannya,” jawabku sambil terengah; antara tak sabar dan kelelahan.
“Siapa?”
“DIA!” Aku berteriak lebih lantang lagi, dan mereka terkejut.
“DIA SIAPA?!” tanya petugas yang lain tak kalah keras.
“DIA YANG MENCINTAIKU DAN MENUNJUKKANNYA DI TENGAH PANGGUNG!” jawabku puas, sambil terkekeh.

Ketiga pria itu saling menatap penuh tanda tanya. “Boleh tahu namanya?”
Aku tersenyum lebar, hendak menyebutkan namanya penuh kebanggaan,

Sebelum seseorang membuka pintu backstage dengan wajah lelah dan senyum yang selalu tersungging.
 “Ia mencariku,” ujarnya, dan seketika ketiga petugas tadi mengangguk, meninggalkan kami berdua.

Aku terengah, dan tersenyum kembali. “Hei,”
“Halo.”
“Aku...” Aku gemetar, sulit melanjutkan tetapi harus, pikirku. “AKU JUGA MENCINTAIMU!” Aku berteriak, dan mendekapnya.

Ia tampak bingung.

“Maaf, emm... kalau begini mungkin kau salah orang, Nak.” Ia tergagap, bingung.
Aku menatap wajahnya. “Tidak, tidak mungkin!”
“Kok bisa?”
“Karena kau mengatakan cinta padaku tadi di panggung!” Aku tersenyum.

Ia menyipitkan matanya ketika aku menarik kembali pelukanku. Aku yakin aku tak salah... sampai ketika ia tersenyum sedih dan meminta maaf padaku.
“Mengapa harus meminta maaf? Aku bangga ketika seorang yang tenar sepertimu menyatakan bahwa kau mencintai seorang gadis yang hanya penggemarmu.” Aku menyatakan.

Ia menggeleng, dan menepuk kepalaku dengan lembut. “Nak, kau harus tahu... Bukan hanya kamu yang kuberikan pernyataan cinta...”

Seketika jantungku seperti berhenti berdetak. Playboy, pikirku.
“Kau pasti berpikir aku seorang playboy, tapi bukan, bukan itu. Semua orang mengatakan mencintaiku, dan adalah suatu kewajiban bagiku untuk membalasnya. Aku mencintai mereka semua, ya, Nak, aku mencintaimu. Tapi bukan berarti hubungan seperti kekasih atau lainnya. Aku mencintaimu sebagai orang yang mencintaiku. Bukti terima kasih. Tidak lebih.”

Ia mengakhiri kisahnya. Aku terdiam sesaat, dan air mata mulai menetes dari wajahku.
“Jadi tidak akan ada kata putus di antara kita, maupun memberikan aku bunga ketika aku ulang tahun?”
Ia menggeleng. “Maaf. Tetapi itu kulakukan hanya kepada istriku.”
“Oh.” Hatiku semakin terpuruk. Aku tak menyangka dengan wajah semuda itu ia sudah menikah. Apa yang kupikirkan?

Di saat aku menundukkan kepala, ia memelukku dengan hangat. “Hey, tetapi kita sudah saling bertemu secara personal... Apa yang kau pikirkan?”
“Umm... kita tak lebih sekedar mengagumi?”
Ia terkekeh, “Bukan, bukankah ini artinya kita sudah berkenalan?”
“Yeah?”
“Nah,” Ia menarik secarik kertas dari sakunya beserta pulpen, dan mulai menulis. Kemudian ia menyerahkannya kepadaku. “Ini nomer handphoneku, facebook, twitter, dan e-mailku. Kita adalah teman, bukan?” Ia tersenyum lebar kepadaku. “Kau adalah temanku, sekarang. Jadi pulang dan serukan kepada dunia bahwa kau adalah temanku!” Ia tertawa lebar, menepuk pundakku, dan mengangguk.

Aku tak bisa berkata apa-apa kecuali, “TERIMA KASIH!

Satu jam setelah kepulanganku, semua bertanya-tanya hubungan apa yang kumiliki dengan dia. Semua berawal dari salah paham dan akhirnya, pertemuan :)

Psst... tahu siapa yang kujadikan model si penyanyi itu?
HYDE FROM L'ARC-EN-CIEL! :D 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung. Sila untuk bertandang kembali bilamana saya membalas :)