Maha Interaktif #2

Entah mengapa akhir akhir ini rasanya Tuhan sering banget bercakap cakap dengan saya. Saya tahu anda semua pasti bakal berpikir saya sok alim atau bahkan mencerca saya dengan dasar tidak baik menganggap Tuhan bercakap cakap dengan makhluknya karena terlalu agung. Saya tidak peduli. Pertama, saya tidak agamis, bahkan melaksanakan kewajiban menutup aurat saja saya belum mampu.

Kedua, tujuan awal saya menulis artikel ini adalah untuk berbagi bagaimana cara paling efektif yang menyentuh nurani serta logika kalian untuk bercakap cakap denganNya. And the best method goes to sholat tahajud.

Mereka yang terkadang anda lihat di televisi, radio, maupun langsung sedang berorasi mengenai dasar kepercayaanmu benar. "Barang siapa bangun di tengah malam dan melaksanakan sholat tahajud mendapat kemuliaan tersendiri..." seterusnya anda bisa menyaksikannya langsung di pengajian terdekat. Mereka benar.
Apa itu saja? Tentu tidak, ada kelanjutannya:


".... melaksanakan sholat malam adalah salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT..."

Mendekatkan diri kepadaNya. Bingo, inilah poin yang ingin saya bahas kepada semua insan yang merasa Dia belum memperhatikanmu atau butuh teman curhat. How?
Semua pasti sudah paham betul jika diberi argumen "Tentu saja, inilah balasan kemuliaan Allah yang diberikan kepadamu sehingga Ia meringankan segala urusanmu dan diberi perhatian lebih." No, no, no, saya tidak membahas hal itu, melainkan dari sisi psikologisnya.

Faktor pertama, waktu pelaksanaan. Kapan? Malam hari? Kenapa diutamakan sepertiga malam terakhir? Mengapa harus di tengah kesunyian?
Ya, itulah kata kuncinya. Di tengah kesunyian. Saya tadi menyebutkan bahwa sholat tahajud adalah sarana paling interaktif bagi insannya yang dilanda kesulitan ataupun meminta restu. Juga curhat.
Ketika kau terdiam di tengah kesunyian, melaksanakan gerakan angkat tangan-bersedekap-membungkuk-menelungkup-duduk serta lantunan doa di setiap siku sikunya seakan membuka gerbang kepekaan panca inderamu.

Faktor kedua, anda sekalian membutuhkan tempat curhat yang privasi. Ya, makna dari berdoa adalah memohon semua agar menjadi lebih baik, tapi di luar itu semua, sebenarnya yang menarik keresahan adalah teman bercerita. God provides this. Bayangkan diri anda terperangkap dalam ruangan spa penuh asap yang tertutup (tolong, hipotesis claustrophobia diabaikan) dan hal yang memperparah adalah ANDA SENDIRIAN. Rasanya lebih baik anda menarik diri dari realitas dan membuka lipatan ruang kosong tanpa batas waktu, walau anda tahu itu mustahil dan itu lebih mengesalkan lagi.

Lain halnya ketika anda bersama sesosok makhluk, ya "makhluk" apapun itu, asal bisa anda undang dalam konversasi anda. Berbagi ekspresi betapa mengesalkannya terperangkap dalam ruangan tersebut, membuka kembali kisah mengapa anda hendak ber-spa ria, sampai bertanya tentang kehidupan harian lawan bicara anda. Sungguh lebih lega bukan?

Wait, rasanya seperti mengarans metode "PDKT"...


Ya, seperti itulah cara kerja sholat tahajud. Ia telah menyiapkan waktu khusus untuk kita dan Ia untuk saling berinteraksi, merelakan kesedihan mengapung dan penat menguap. Sungguh, anda sekalian harus mencobanya. Ketika anda telah selesai "meditasi" pagi hari, anda akan merasa sayup sayup sebuah bisikan mengalir dalam sinapsis otak anda... Halus, transparan, menyejukkan.... Ah sungguh sebuah kata-kata tercetak takkan pernah bisa memberikan gambaran eksak tentang apa yang seorang rasakan. Anda sendiri lah yang harus mencoba!

Tuhan tidak bisu, hanya kita saja yang seringkali menutup telinga dari tanda-tandaNya :)