Melompat, menghitung tiap langkah. Menapaki satu per satu, tetes hujan, embun, dingin menusuk.
Kukira aku bisa menipu waktu yang sedari kemarin menepuk punggungku mantap layaknya ayah kepada putranya. Tapi sekarang aku baru memperhatikan betapa masa depan adalah apa yang harus kau gali sendiri. Memulai sebuah ancaman atas ketidakpastian adalah hal yang kubenci.
Tapi layaknya air, "Kau harus tetap mengalir, apapun wujudmu." Kukira teori evaporasi mereka benar, aku tetap menarik diriku maju.
Dalam balutan kesakitan, mental yang menerabas, kuterawang kumpulan lentera. Begitu nyata (kau bisa memicingkan mata akibat silaunya) namun kau tak bisa merasakan hadirnya. Terjebak dalam ambiensi yang kau harapkan namun bukan yang kau nantikan.
Masih menghitung kancing baju, aku segera bergegas untuk melaksanakan tugas harian: menjadi penonton dan kritikus laten dalam sebuah panggung hiburan. Nyata. Semua bersandiwara, ada juga yang tulus mendalami peran karena itulah yang membuat mereka nyaman. Aku menghargai semua, namun tatkala aku berfikir bahwa kurasa aku memang lebih cocok di bawah daripada ikut dalam turbulensi popularitas mereka.
Terkadang hidup tak adil, bukan. Namun itulah sebabnya kita diberi kebebasan memilih; mencari apa yang adil bagi kita.
Sekali lagi kuhitung kancing bajuku, satu dua. Satu dua. Kuulangi, bukan karena aku tidak teliti, namun perasaan awas akan sebuah saat. Periode dimana kau harus bergerak, menyelami lautan pilihan. Berlayar menuju angan angan. Mencari keadilan hidup, bukan untuk seluruh dunia, namun egoisitas mendasar yang terpatri dalam jantung kecilmu. Picingkan mata, karena semua bukan di sana namun di sini, di sisi kananmu, di kelingkingmu tempat kau mengikat janji, bahkan di lidah tempatmu mengucap. Begitu kasar, hingga kau tak bisa menyadarinya. Cepat, sebelum usang hingga materi adalah tanpa menjadi nyata.
Sejenak semua berkabung, khayalan melilit lobus oksipalis hingga membutakan logika. Namun hati tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Sila untuk bertandang kembali bilamana saya membalas :)