Liburan semester lalu. Agustus 2015. Hari begitu panas ketika saya mendapat kesempatan platinum untuk mengunjungi (secara tidak terencana) tiga sumber di Gondanglegi, Kabupaten Malang. Sepulang dari suatu sekolah di Gondanglegi untuk urusan kampus, saya bertemu kawan saya Liam di Turen tak jauh dari situ. Awalnya cuma nyletuk “Eh ke Sumber Maron yukk” berhubung lokasinya sudah tersohor dan eh ternyata kami menemukan dua permata lain yang tak kalah indahnya.
Pt. 1 - SUMBER TAMAN
Ps: Perjalanan kali ini disponsori oleh lensa super wide yang ternyata gak wide amat |
Kami memulai perjalanan dari PT Pindad yang terletak di Turen, Malang. Dari situ kami menuju ke arah Kepanjen melalui jalur Gondanglegi mengikuti jalan hingga sekitar 1,5 km dari pasar Gondanglegi di kiri jalan akan menemukan sebuah papan yang kecil tapi cukup membuat kami nyengir besar.
Plang tulisan 500 meter. It turns out cuma ilusi semata. |
“500 meter” rupanya hanya mengacu pada sebuah papan yang mengarahkan pengunjung ke jalan lain dan setelah sekitar lima ratus meter berikutnya Anda akan menemui masjid Al Mubarrok (yang dengan kurangajar-nya saya sempat charging handphone di tempat khutbah-nya seusai ibadah Dhuhur). Tepat setelah masjid tersebut belok ke kanan dan kami tiba.
Lahan parkir yang lapang |
Anda benar, belum terdapat tempat parkir serta gerbang yang menyatakan bahwa itulah Sumber Taman. Sumber ini masih sangat sepi namun terawat, dari pengunjung yang datang tanpa mengenakan helm dan membawa alat mandi ala kadarnya saya menduga bahwa sumber ini masih dimanfaatkan oleh warga sekitar saja. Sebenarnya untuk tempat parkir sudah disediakan di bagian atas, tapi pada saat saya ke sana belum terdapat penjaga sehingga kami memutuskan parkir di bawah pohon yang rindang (Fact: TEMPAT INI DIPENUHI POHON RINDANG!! *wajah ganyante*)
"Diz, kok dalam ya?" "Come on, Mate, apalah arti dalam bila ada pelampung (dan bisa berenang)" |
Saya sempat ‘ngicip’ airnya. Bening, adem. Mantap deh pokoknya. Terdapat pula fasilitas kamar ganti di sebelah warung dan menurut saya pribadi alangkah lebih baiknya bila pria dan wanita dipisah (yang saya lihat tadi jadi satu) sehingga keamanan pun meningkat (karena saya pribadi, well, katakan saja agak serius masalah privasi hihi)
Tidak berhenti sampai di situ, rupanya jiwa pengelana kami berhasil membuahkan hasil lainnya: di balik tembok beton kamar ganti dan kios rupanya terdapat kolam kecil dengan air terjun ‘mini’ yang menakjubkan! Kolamnya bersih dan jernih serta tidak terlalu dalam sehingga cocok untuk berendam dan merasakan sensasi ‘berkubang’ di alam. Kolam ini juga tepat berada di bayang pohon raksasa sehingga dijamin tidak akan kepanasan. Sejauh mata memandang hanya ada hamparan sawah dan pepohonan yang menjadi panorama kolam alami ini. Mungkin beberapa orang lebih memilih kolam yang dibatasi oleh dinding semen sebelumnya tetapi merendam diri dikelilingi oleh pahatan alam menurut saya tampak lebih menyenangkan.
Saya takjub; pemerintah belum mengelola Sumber Taman dan bila dibandingkan dengan wisata air lain seperti Wendit tempat ini dapat dikatakan sangat sederhana, tetapi dalam kesederhanaannya itu saya menemukan sumber ini sangat bersahaja karena keasliannya dijaga serta pengelolaan mandiri oleh orang desa memungkinkan untuk memelihara kelestarian baik air maupun pepohonan dan alam di sekitarnya.
Akomodasi: Berada sekitar 20 kilometer dari pusat kota Malang, Anda bisa mengambil arah ke Kepanjen ke arah stadion Kanjuruhan. Melalui jalan Raya Panarukan terus menuju Jalan Sultan Hasanudin lurus hingga sampai di Jalan Raden Prayitno. Anda akan menemui pertigaan bila ke kanan menuju Stadion Kanjuruhan, tetapi ambil jalan yang kiri yaitu Trunojoyo. Susuri jalan dan bilamana Anda melihat swalayan Indomaret dengan lahan parkir yang luas maka di sampingnya terdapat papan penunjuk jalan menuju Sumber Taman. Belum terdapat retribusi parkir. Tidak ada biaya masuk. Terdapat kios dan kamar ganti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung. Sila untuk bertandang kembali bilamana saya membalas :)